Selasa, 22 November 2011

Riwayat SI SINGA MANGARAJA

SI SINGA MANGARAJA XII

Lahir di Bakkara, Tapanuli, 18 Pebruari 1849
Wafat di Pea Raja (Si Onom Hudon), 17 Juni 1907 
Proses Pemakamannya lama, Jenazahnya dibawa berpindah-pindah, Dari Pearaja ke Sidikalang, dari Sidikalang ke Tangsi Militer Tarutung, baru Ke Samosir. Baru dimakamkan di Silindung Tarutung.
Ini Akibat keraguan Belanda yang tidak mengenal siapa sebenarnya Si Singa Mangaraja. Dari Sifat buruk Belanda menyombongkan dirinya menunjukkan bahwa Raja Kalian Sudah Mati, namun kolonial Belanda tidak sadar menangkap satu raja saja lebih 35 Tahun. Maksud memamerkan Zenazah agar Gerillawan Kerajaan Batak Menyerah. Satupun tidak ada berkata menyerah kecuali mata-mata Belanda dan Penghianat.

Nama aslinya adalah Patuan Bosar alias Ompu Pulo Batu Sinambela
Nama Si Singa Mangaraja baru dipakai pada tahun 1867, setelah ia diangkat menjadi Raja menggantikan ayahnya Si Singa Mangaraja XI yang mangkat. 


Di bulan Februari 1878 hari ke 6, Si Singa Mangaraja mulai melakukan perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda. Ini dilakukan untuk mempertahankan daerah kekuasaanya di Tapanuli yang disemena-mena diperlakukan Belanda. Dimulai dari penyerangan pos-pos Belanda di Bahal Batu, Tarutung. 
Sejak itu penyerangan terhadap pos-pos Belanda lainya terus berlangsung di antaranya seperti Mei 1883, pos Belanda di Uluan dan Balige diserang oleh pasukan Si Singa Mangaraja. Tahun 1884, pos Belanda di Tangga Batu juga dihancurkan oleh pasukan Si Singa Mangaraja.

Tahun 1907, Belanda berhasil memperkuat pasukan dan persenjataan serta mengetahui Daerah Markas Kerajaan Batak. Dengan banyaknya mata-mata Belanda yang bertebaran, juga adanya penghianat, membuat daerah Gerilla Kerajaan Batak dan Siasat Batak membantu banyak kolonial Belanda. Sebenarnya Markas Si Singa Mangaraja yang berpindah-pindah dan medan yang sulit di Lalui orang, sebenarnya sangat sulit Belanda Menembusnya. Kondisi ini membuat pasukan Kerajaan Batak ini semakin terdesak dan terkepung. Pada pertempuran yang berlangsung di daerah Pakpak Dairi di PEA RAJA, inilah Sisingamangaraja XII gugur tepatnya pada tanggal 7 juni 1907. Bersama-sama dengan putrinya (Lopian) dan dua orang putranya (Patuan Nagari dan Patuan Anggi)

Si Singa Mangaraja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No.590/1961.
Untuk mengenang Jasa dan Kepemimpinan Si Singa Mangaraja, masyarakat membuat monumennya di Balige. Dan Tanggal 17 Juni 1953, saring-saring (Tulang-Belulang) Si Singa Mangaraja pun di Pindahkan Ke Sopo Surung Balige.

Horas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar